Omzet penjualan batik di Pasar Grand Grosir Pantura Pekalongan, Jawa Tengah, selama Ramadan hingga Lebaran hanya sekitar Rp 10 juta per grosir atau turun 80 persen dibanding sebelumnya Rp 50 juta. Menurunnya omzet ini diyakini karena dampak amblasnya Jembatan Comal.
Pemilik Grosir Batik Quba, Ahmad Aryono di Pekalongan, mengatakan bahwa idealnya saat Ramadan hingga Lebaran aktivitas penjualan batik akan ramai tetapi kini sepi akibat amblasnya Jembatan Comal, seperti dilansir dari merdeka.com
"Terputusnya akses jalan pantura Jembatan Comal mengakibatkan jalur perekonomian nasional ini menjadi sepi dan berdampak pada penjualan produk batik Pekalongan," kata Ahmad Aryono seperti dikutip dari Antara, kamis (7/8).
Dia mengatakan selain sepi pembeli, amblasnya Jembatan Comal berdampak pada distribusi batik ke luar kota terhambat dan bertambahnya biaya operasional kirim barang.
"Amblasnya Jembatan Comal telah berdampak luas terhadap perekonomian sehingga kami menyayangkan kondisi itu yang seharusnya para penjual batik menikmati hasil untung," katanya.
Menurut dia, amblasnya Jembatan Comal merupakan masalah alam tetapi pemerintah seharusnya melakukan pengawasan terhadap kondisi jembatan penghubung jalan di Pulau Jawa.
"Seharusnya, jauh sebelum Ramadan pemerintah sudah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi jalan dan jembatan di Pantura. Tidak seperti sekarang ini, setelah menjelang Lebaran Jembatan Comal amblas yang akhirnya berdampak luas terhadap perekonomian nasional," katanya.
Dia berharap pada pemerintah segera melakukan perbaikan Jembatan Comal agar segera selesai sehingga aktivitas ekonomi bisa kembali pulih. "Kami berharap Jembatan Comal bisa secepatnya selesai diperbaiki agar jalur pantura kembali lancar dan berdampak positif terhadap perekonomian nasional," katanya.
Tidak ada komentar: