Kamis, 20 November 2014

Macam-macam Batik Jawa

Daerah jawa sangatlah banyak, karena itu mempengaruhi dari macam-macam batik jawa. Sesuai dengan nama daerahnya. Ada motif batik jawa tengah, jawa barat maupun jawa timur.

Kain batik merupakan ciri khas Indonesia yang telah mendunia, dan bahkan telah diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia dan telah dijadikan suatu moment yang diperingati oleh seluruh masyarakat di tanah air, yaitu Hari Batik Nasional. Warga Indonesia biasa mengenakan batik pada acara formal atau resmi misalnya menghadiri undangan, pertemuan resmi, meeting bisnis, acara-acara besar lainnya.

Ternyata macam-macam batik jawa sangat bervariasi, apalagi jika dikumpulkan seluruh Nusantara. Hampir semua wilayah di Indonesia telah mengembangkan motif dan corak batik yang menjadi ciri khas daerah masing-masing. Warna, corak dan motif dari setiap daerah memiliki ciri khas dan memiliki makna tersendiri, meski bagi orang awam mungkin terlihat sama saja.

Aneka Motif Batik Jawa Tengah
Wilayah Indonesia yang pertama kali mengenalkan batik adalah Jawa Tengah. Tidak heran, jika ada begitu banyak jenis batik dari wilayah ini. Di antaranya adalah batik Semarang, Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Berikut adalah ciri khas beberapa jenis batik Jawa Tengah:

Batik Semarang
Batik Jawa yang satu ini memiliki motif yang lebih beragam dari batik Jawa Tengah lainnya. Warnanya juga mencolok seperti merah dan orange karena mendapat pengaruh kebudayaan dari Eropa dan China. Tak hanya itu, batik dari wilayah ini juga banyak mengukir fauna daripada flora seperti merak, kupu-kupu, cendrawasih yang merupakan khas dari negeri tirai bambu. Tapi, seiring berkembangnya kreativitas masyarakat dan tuntutan pasar yang berubah-ubah, produsen Batik Semarang mulai memproduksi motif lain yang menjadi ikon kota Semarang seperti Lawang Sewu, Tugu Muda dan lainnya.

Batik Yogyakarta
Rasanya belum berkunjung ke Jogja bila anda belum membeli batik asli. Warna tradisional memang disuguhkan di sini, karena para pembuatnya masih menggunakan bahan alami untuk dijadikan pewarna contohnya adalah biru hitam dari daun indigofera yang telah difermentasi terlebih dahulu. Warna cokelat diambil dari kulit pohon jambal, kayu pohon tinggi yang berwarna cokelat dan kayu tegeran berwarna kuning. Batik ini memang memiliki desain yang terkesan formal, kaku dan disebut-sebut mendapat pengaruh dari Keraton yang menolak kolonial Belanda.

Batik Solo
Bila anda membeli kain batik di kota budaya ini, anda akan mendapatkan variasi yang beraneka ragam dengan harga yang sangat miring. Tentu saja karena di Solo banyak sekali sentra pembuatan kain batik. Warna yang mendominasi kain ini adalah cokelat soga kekuningan dengan motif tradisional. Penggunaan bahannya sama dengan batik Yogyakarta, yakni masih memanfaatkan bahan yang berasal dari tanaman. Sama seperti batik lain, kota ini juga memproduksi batik tulis dan batik cap. Motif yang paling banyak digunakan untuk desainnya adalah Sidomukti dan Sidoluruh.

Sementara itu, di Jawa Barat ada batik Indramayu, Cirebon, Bogor dan Garut. Setiap corak memiliki ciri khas tersendiri, yang membuatnya berbeda satu sama lain. Bahkan, tahukan anda bahwa ada corak batik yang ditulis untuk menceritakan suatu kisah di masa lalu? Kisah Mahabrata adalah salah satu riwayat yang pernah diabadikan dalam selembar kain batik.

Jika Anda membutuhkan batik jawa yang sudah dibuat menjadi kemeja batik pria, silahkan kunjungi link berikut ini: www.hanleebatik.com . Di situs tersebut Anda akan menemukan berbagai macam jenis kemeja batik pria yang berkualitas dengan harga yang pantas. So, tak perlu ragu lagi berbelanja di sana. Selamat belanja!
[Continue Reading]

Penjualan Batik di Yogyakarta Naik 50 Persen Karena Libur Lebaran

Omzet penjualan tas batik dan kerajinan di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta mengalami peningkatan hingga 50 persen pada libur lebaran tahun ini. Harga yang ditawarkan pedagang, mulai dari Rp 9.000 hingga Rp 45.000 per tas. Untuk tas sekolah harganya mulai dari Rp 9.000 per tas, tas laptop sebesar Rp 10.000 hingga Rp 19.000 per tas.

"Satu minggu sebelum Lebaran hingga saat ini, permintaan tas oleh pedagang di kawasan Malioboro mengalami peningkatan di atas 50 persen," ujar karyawan toko Anugrah, Ega di Yogyakarta, seperti dilansir antara (2/8).

Sementara itu, perajin kerajinan dan tas batik, Suminto mengatakan bahwa, dalam sehari pihaknya mampu memproduksi 1.500 pieces tas per harinya. Pihaknya mampu memproduksi sebanyak 70 jenis tas mulai dari tas laptop, tan sekolah, tas belanja dan tas ibu-ibu dengan modal yang dimodifikasi sesuai perkembangan pasar.

Hasil produksi tas dijual ke Surabaya, Jakarta, Bali, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur. Setiap bulannya, dirinya mengirim barang ke Surabaya, Jakarta, Bali masing-masing 4.000 tas. "Jumlah pengiriman barang, akan meningkat hingga tiga kali lipat saat musim liburan sekolah dan lebaran. Untuk hari-hari bisa, perbulannya hanya 4.000 tas."

Bahan baku batik, kata Suminta, dibelinya dari distributor yang mendatangkan batik dari Pekalongan, Jawa Tengah. Harga bahan baku tas batik mulai dari Rp 20.000 per lembar hingga Rp 30.000 per lembar.

"Satu lembar batik ada yang bisa dibuat dua tas, hingga lima tas. Semua tergantung pada ukuran dan bentuk tas yang dibuat. Selain itu, sisa-sisa batik yang dipotong juga dimanfaatkan untuk buat tas yang dibuat secara obras. semua bahan baku tidak ada yang dibuang, semua terpakai," kata dia.
[Continue Reading]

Omzet Batik Pekalongan Turun Karena Jembatan Comal Rusak

Omzet penjualan batik di Pasar Grand Grosir Pantura Pekalongan, Jawa Tengah, selama Ramadan hingga Lebaran hanya sekitar Rp 10 juta per grosir atau turun 80 persen dibanding sebelumnya Rp 50 juta. Menurunnya omzet ini diyakini karena dampak amblasnya Jembatan Comal.

Pemilik Grosir Batik Quba, Ahmad Aryono di Pekalongan, mengatakan bahwa idealnya saat Ramadan hingga Lebaran aktivitas penjualan batik akan ramai tetapi kini sepi akibat amblasnya Jembatan Comal, seperti dilansir dari merdeka.com

"Terputusnya akses jalan pantura Jembatan Comal mengakibatkan jalur perekonomian nasional ini menjadi sepi dan berdampak pada penjualan produk batik Pekalongan," kata Ahmad Aryono seperti dikutip dari Antara, kamis (7/8).

Dia mengatakan selain sepi pembeli, amblasnya Jembatan Comal berdampak pada distribusi batik ke luar kota terhambat dan bertambahnya biaya operasional kirim barang.

"Amblasnya Jembatan Comal telah berdampak luas terhadap perekonomian sehingga kami menyayangkan kondisi itu yang seharusnya para penjual batik menikmati hasil untung," katanya.

Menurut dia, amblasnya Jembatan Comal merupakan masalah alam tetapi pemerintah seharusnya melakukan pengawasan terhadap kondisi jembatan penghubung jalan di Pulau Jawa.

"Seharusnya, jauh sebelum Ramadan pemerintah sudah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi jalan dan jembatan di Pantura. Tidak seperti sekarang ini, setelah menjelang Lebaran Jembatan Comal amblas yang akhirnya berdampak luas terhadap perekonomian nasional," katanya.

Dia berharap pada pemerintah segera melakukan perbaikan Jembatan Comal agar segera selesai sehingga aktivitas ekonomi bisa kembali pulih. "Kami berharap Jembatan Comal bisa secepatnya selesai diperbaiki agar jalur pantura kembali lancar dan berdampak positif terhadap perekonomian nasional," katanya.
[Continue Reading]

Sejarah Batik Semar

Niniek Elia Kasigit mengenal bisnis batik sejak kanak-kanak. Ibu dan neneknya menggeluti usaha batik di Solo, Jawa Tengah yang GOSIPNYA berlangsung sejak abad ke 19. Pabrik batik keluarga Niniek ditutup ketika Jepang mulai menjajah Indonesia tahun 1942. Pada waktu itu ia berhenti sekolah karena Jepang menutup sekolah yang menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar.
 
Meski begitu, Niniek melanjutkan belajar bahasa Belanda, Inggris, dan Mandarin secara informal, sekaligus menekuni keterampilan menjahit. Pada usia 18 tahun, Niniek menikah dengan Somadi Kasigit yang juga berasal dari keluarga pengusaha batik di Solo. Setahun sebelum menikahi Niniek, Somadi mendirikan perusahaan Batik Bodronoyo pada tahun 1947. Bodronoyo adalah nama lain Semar, tokoh panutan dalam pewayangan.

"Dulu, ibu saya membuat jarik (kain panjang) batik cap. Ketika mulai usaha sendiri, cap-cap dari perusahaan orangtua saya simpan, kami buat batik tulis," ujar Niniek. Cap pada pembatikan dibuat dari kawat tembaga yang membentuk satu blok motif sebagai pengganti canting, alat lukis batik. Batik cap diproduksi lebih banyak dibanding batik tulis agar lebih ekonomis. Mahalnya harga kain pasca penjajahan Jepang menjadi tantangan berat bagi produsen batik. Pasangan Niniek-Kasigit memilih memproduksi batik tulis dengan sejumlah pembatik di bengkel yang juga menjadi rumah tinggal mereka di masa itu.

Ketika perusahaan mulai berjalan, agresi militer Belanda tahun 1949 memaksa keluarga Kasigit mengungsi ke Surabaya. Di pengungsian, pasangan ini menggandeng beberapa pembatik dari Sidoarjo, memperkenalkan corak Solo dan menjual produksi mereka di sekitar Surabaya. GOSIPNYA usaha di Surabaya tak berkembang karena mereka kesulitan mencari pembatik dan juga karena tempat usahanya di pengungsian.

Mereka lalu kembali ke Solo pada awal tahun 1950 dan memulai lagi produksi batik dengan lima karyawan. Kombinasi produksi batik tulis dengan cap baru dilakukan tahun 1952 (atau 1953) setelah modal bertambah karena mendapat jatah pembelian kain mori dari Gabungan Koperasi Batik Indonesia. Tahun 1954 mereka menyewa lahan seluas hampir 5.000 meter persegi di kawasan Punggawan, Solo yang di kemudian hari mereka beli seiring berkembangnya usaha.

Menjelang tahun 1960 Niniek merasa bosan dengan kreasi batik ketika itu sehingga ia beri macam-macam warna. Perubahan warna juga mendorong adopsi beragam corak batik dari daerah lain seperti Yogya, Pekalongan, Cirebon, dan Laseman. Pasar menyambut baik kreasi baru ini. Dari 5 karyawan ketika berdiri, Batik Bodronoyo berkembang menjadi sekitar 200 karyawan pada 1960-an. Tahun 1966 nama Batik Bodronoyo diganti menjadi Batik Semar karena nama Semar lebih akrab di masyarakat.

Bagi perusahaan sendiri nama Semar dapat diartikan sebagai:
S = Sarwi / bersama-sama
E = Ening / suci bersih
M = Marsudi / berusaha tanpa putus asa
A = Ajuning / perkembangan
R = Rasa / seni

Arti secara umum adalah dengan niat yang tulus, secara berkesinambungan berusaha terus untuk mengembangkan produk batik.

Ketika itu di Indonesia sedang terjadi krisis ekonomi sehingga pasar menuntut produk batik yang lebih murah. Secara kebetulan teknik printing yang diimpor dari Eropa untuk membuat kain bermotif batik mulai berkembang di Indonesia, karena itu pada tahun 1972 Batik Semar memproduksi kain cetakan bermotif batik. Produksi printing itu khusus untuk bahan kemeja, sedangkan batik tulis dan cap tetap dikembangkan. "Setelah punya unit printing, kami baru buka toko dan memproduksi garmen, bukan hanya batik," ujar Niniek.

Tahun 1983 Somadi meninggal dunia. Pada tahun 1989 Batik Semar mulai mengekspor garmen dan kerajinan tangan berbahan batik ke Jepang, Korea Selatan, Italia, Belanda, UEA, dan Amerika Serikat. Ketika bisnis Batik Semar membesar, ruang pamer utama, bengkel produksi batik tulis, dan rumah tinggal Niniek dalam satu kompleks di Punggawan terbakar habis pada tahun 2002. Kebakaran ini menghanguskan pula koleksi batik kuno yang diproduksi orangtuanya. Batik Semar tutup tiga bulan dan membuka toko lagi di bekas pabrik tekstil milik mendiang Somadi di Jalan Adisucipto, Solo. Usahanya perlahan-lahan pulih. Tahun 2006 ruang pamer utama Batik Semar selesai dibangun dengan konsep dan tatanan baru.

Usia yang terus bertambah tak menyurutkan semangat belajar Niniek. Itu pun tak hanya dalam lingkup yang berkaitan dengan Batik Semar. Sebagai contoh, ketika keempat anaknya kuliah di Jerman, Niniek pun ikut belajar bahasa Jerman. Kini Batik Semar memiliki sekitar 700 pekerja yang dapat memproduksi batik hingga 30.000 buah per bulan.
[Continue Reading]

Ririn Ekawati Suka Busana Batik

Saat ini, memakai batik bukan lagi terkesan untuk acara-acara resmi saja. Banyak desainer yang membuat rancangan modern untuk pakaian berbahan batik. Seperti halnya dengan aktris Ririn Ekawati, yang mengaku sangat suka memakai batik.

"Suka banget sama batik, di sekolah anakku, tiap Jumat pakai batik. Orang tuanya yang nganter juga harus pakai batik. Jadi suka banget," tutur Ririn Ekawati saat acara nonton bareng film KISAH 3 TITIK, di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (29/4), seperti dilansir merdeka.com

Ririn mengaku sudah lumayan banyak pakaian batik yang telah dikoleksinya. Karena sebagai seorang entertainer, dia selalu dilihat oleh orang lain. "Jangan sampai tiap minggu pakai baju yang sama. Nggak sampe ratusan (koleksinya), ada lebih dari 10 batik," tuturnya.

Untuk kain favorit, Ririn lebih suka yang berbau tradisional seperti batik dan tenun asal daerah.

"Aku suka tenun Makassar, Bugis karena aku orang Bugis. Suka batik Cirebon, tenun Bali. Setiap travelling, kemarin aku ke Papua dikasih tenun Papua, pas pulang langsung aku bikin dress," lanjutnya.

"Yang palung berkesan, yang dari Bugis, karena usaha bikinnya berbulan-bulan, karena mereka masih pakai alat tradisional. Ada kain yang belum aku jadiin baju. Sayang, karena emang bikinnya susah dan carinya susah, aku beli langsung ke perajinnya," tandas Ririn.
[Continue Reading]

Jokowi Diminta Dukung Batik Betawi Bersaing Dengan Pekalongan

Beberapa perwakilan dari Keluarga Batik Betawi (KBB) mendatangi kantor Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Mereka meminta perhatian pihak Pemprov agar kelestarian Batik Betawi tetap terjaga.

"Kami menghadap Pak Jokowi untuk meminta perhatian pemprov terkait Batik Betawi," kata salah satu pengurus Keluarga Batik Betawi Shanda di Balaikota DKI, Rabu (12/6), seperti dilansir merdeka.com

Shanda menilai Batik Betawi ini mempunyai potensi untuk bisa bersaing dengan Batik Pekalongan yang namanya sudah terkenal di seluruh penjuru negeri. Namun karena kurang perhatian dan dukungan pihak pemprov hal itu sulit terwujud.

"Setidaknya bisa bersaing dengan Batik Pekalongan," ujarnya.

Shanda juga menjelaskan untuk promosi pihaknya sudah beberapa kali membuat pameran di berbagai kesempatan. Dia juga mengaku Batik Betawi juga memiliki beberapa peminat.

"Kami sudah ada 10 pengrajin batik, mereka semua adalah ibu rumah tangga yang berasal dari Betawi asli," imbuhnya.

Untuk saat ini, lanjutnya, pihaknya hanya ingin menyosialisasikan Batik Betawi itu agar dikenal masyarakat dan tidak berniat secara fokus untuk menjualnya.

"Untuk saat ini kami hanya berkonsentrasi membuat workshop saja, untuk penjualan kami serahkan ke para pengrajin," pungkasnya.

Motif batik ini pun beragam dari mulai motif monas, motif Balaikota, Si Pitung, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Jakarta.
[Continue Reading]

Jenis-jenis Kain Batik

Jenis-jenis kain batik sangatlah beragam, sama halnya dengan jenis kain untuk membuat bahan lainnya, sangatlah beragam. Salah satu kain batik yang bagus adalah kain sutera. Karena terbuat dari sutera, maka biasanya harganya lebih mahal dibanding kain batik yang ada pada umumnya.

Jika anda ingin membeli baju batik perhatikan bahannya. Apakah batik tersebut terbuat dari bahan sutera, katun prima, primisima, polisima, dobi, paris, atau shantung. Jenis-jenis kain batik tersebut ini berbeda-beda tektur maupun bahan dasarnya. Sekedar Informasi untuk anda. Berikut merupakan beberapa jenis kain yang digunakan untuk bahan dasar pembuatan batik.

Kain Mori
Kain mori adalah kain tenun berwarna putih yang terbuat dari kapas. Ada dua jenis kain mori yang sering dijadikan kain batik yaitu : kain mori yang telah mengalami proses pemutihan(bleaching) dan kain mori yang belum diputihkan yang biasa disebut kain blacu. Batik sebagian menggunakan bahan mori sebagai bahan utama yang mudah diproses. Kualitas kain mori sangat tampak pada kehalusan tekstur kain, sehingga kain mori tersebut selain dari cara membatik dari proses pembatikan juga akan mempengaruhi kualitas batik yang dihasilkan.

Jenis-jenis kain mori antara lain:

Mori Primissima
Merupakan kain mori yang paling halus dan biasanya digunakan untuk membatik jenis batik tulis yang sangat halus. Mori ini biasanya dalam bentuk gulungan (piece) dengan lebar 1,06 m dan panjang 15,5 m. Susunan atau konstruksi primissima menggunakan benang Ne 50-56. Kepadatan (tetel) benang untuk lusi antara 105-125 per inch(42-50 per cm) dan untuk pakan antara 100-120 per inch (42-50 per cm).

Mori Prima
Merupakan mori yang mempunyai kualitas kedua setelah mori primissima.Mori ini biasanya juga digunakan untuk membatik tulis maupun batik cap.Susunan atau konstruksi prima menggunakan benang Ne 36-46 dan jenis mori ini mengandung kanji kurang lebih 10%.

Mori biru
Kain mori ini merupakan golongan ketiga, yang biasa digunakan untuk membatik yang bukan batik halus, hal ini dikarenakan Susunan atau konstruksi mori biru ini hanya menggunakan benang Ne 28-36 untuk benang lusi dan Ne 26-34 untuk benang pakan, sehingga bisa mempengaruhi proses pembatikan dan pewarnaannya.

Selain ketiga jenis mori diatas, seiring dengan semakin pesatnya laju teknologi dan perkembangan tekstil dunia maka kain mori semakin beragam jenisnya. Hal inipun dimanfaatkan para pembatik dan pengrajin batik untuk memanfaatkan mori-mori  ini karena kualitasnya juga sangat bagus dan baik untuk dijadikan bahan batik seperti batik tulis maupun batik cap

Kain Katun
Kain katun adalah kain yang umum digunakan untuk batik.Kain katun ada beberapa tingkatan. Berikut merupakan jenis jenis kain katun dan kain bahan dasar batik lainnya.

Kain Katun Primissima, Prima, dan Polisima
Kain katun primisima lebih bagus dari katun prima, dan kain polisima paling bagus diantara keduanya.Masing-masing katun tersebut ada beberapa tingkatan pula.Ada yang kasar dan tipis, lebih halus dan tebal dan paling tebal serta halus.Semua tergantung dari campuran serat kapas yang digunakan dalam pembuatan kain tersebut. Berikut perbedaan lebih detailnya:

Bahan Grey
Bahan ini bisa di katakan “bahan unfinish” karena masih ada proses selanjutnya yang memang sengaja tidak di lalui dengan maksud untuk memangkas harga. Bahan ini sengaja tidak di putihkan warna nya dan biasanya untuk penggunaan motif batik yang tidak menggandung unsur warna putih.

Bahan Prima 70/60
Bahan ini biasanya digunakan untuk membuat seragam batik yang lebih menitik beratkan pada harga yang ekonomis. Namun demikian tidak berarti batik yang menggunakan bahan ini jelek… dengan proses yang baik akan menghasilkan yang baik juga namun memang dari segi bahan tidak bisa di pungkiri terlihat tipis dan bahannya tidak rapat ( jawa = Arang ) karena benang yang di pintalkan tidak banyak.

Bahan Prima Super / Prima Mercerized ( Baca masres )
Bahan ini paling banyak digunakan untuk pembuatan seragam sekolah, selain harga yang relatif masih murah, bahan ini juga kelihatan lebih tebal dibanding bahan prima biasa karena memang pintalan benangnya lebih banyak dan halus karena sudah melalui proses Mercerized ( pembakaran bulu pada bahan )

Bahan Prima Mercerize Sanforized
Bahan ini kelihatan lebih halus dan lebih tebal di banding bahan prima mercerized yang mana sebenarnya konstruksi keduanya sama namun yang membedakannya selain menggunakan benang katun yang lebih kecil yang menjadikan bahan ini tingkat kerapatannya tinggi, bahan ini juga telah melalui proses Sanforized yaitu proses dimana kain sudah dimatangkan ( tidak menyusut ) dalam proses produksinya.

Bahan Primisima
Benang yang digunakan memiliki tekstur lebih halus dan volume benangnya lebih kecil dibandingkan bahan prima, hal ini yang membuat bahan primis menjadi lebih halus dan kelihatan lebih tebal. Bahan ini lebih mahal dari prima karena pintalan benang yang kecil mengharuskan lebih banyak benang yang di perlukan untuk membuat lembaran bahan selain benang yang digunakan juga lebih bagus kualitasnya dibanding bahan prima.

Kain Katun Shantyu atau Juantyu
Merupakan jenis kain katun juga yang melalui proses sanforized pada saat proses pabrikasi. Kain katun diberikan campuran sodium  hydroxide agar ketika diwarna, menghasilkan warna yang lebih cerah dan lebih bagus. Ketebalan jenis kain Shantyu juga bermacam2, Shantyu super memiliki ketebalan yang hampir sama dengan kain primis. Umumnya Kain Shantyu memiliki ukuran kain yang lebih lebar dibanding kain primis / prima. Kain Shantung teksturnya halus dan dingin.

Kain Katun Mesres
Bahan kain yang digunakan lainnya adalah KATUN MESRES, Katun mesres (sebutan kebanyakan orang) adalah berasal dari kata “mercerized”, yaitu salah satu proses di pabrik tekstil agar menghasilkan kain cotton (katun) yang apabila kain dicuci tidak banyak menyusut, dan penyusutannya tidak lebih dari 10%.

Kain Katun Dobi
Mori katun dobi adalah campuran dari bahan katun dan polyester.Ciri utama dari mori katun dobi adalah terdapat motif serat yang menarik (kotak, garis, abstrak). Kain Dobi bisa dibilang sebagai kain setengah sutera, ada beberapa tingkatan seperti halnya katun prima & primisima dari yang kasar hingga halus, ciri khas dobi terletak pada tekstur kasarnya. Jadi pada dobi yang paling haluspun kita akan merasakan serat-seratnya yang menonjol.

Kain paris
Kain Paristeksturnya lembut dan jatuh. Bahannya tipis dengan serat kain yang kuat. Kain parispun memiliki tingkatan-tingkatan seperti kain-kain yang lain.

Kain Serat nanas
Serat nanas teksturnya kasar mirip dobi.Biasanya terlihat sulur-sulur pada kain tersebut dan mengkilap.Hampir semua kain mempunyai tingkatan dari yang paling kasar sampai yang paling halus.Tergantung dari pencampuran bahan dasar pembuatan kain.

Kain Sutera
Sutera terbuat dari serat kepompong ulat sutera.Sutera merupakan salah satu bahan pakaian terindah di dunia.Sejak jaman dahulu, sutra telah digunakan untuk pakaian yang istimewa. Saat mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra, kita akan merasakan kenyamanan dan kelembutan dari bahan sutra tersebut. Namun pakaian yang terbuat dari sutra memiliki banyak keunggulan

Demikian artikel tentang jenis-jenis kain batik, semoga bermanfaat.
[Continue Reading]

Macam-macam Canting Batik

Ada begitu banyak macam-macam canting batik yang biasa dipakai dalam pembuatan baik. Canting batik ini dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu:

a. Menurut fungsinya
Canting Reng-rengan
Canting reng-rengan dipergunakan untuk membatik Reng-rengan. Reng-rengan (ngengrengan) ialah batikan pertama kali sesuai dengan pola sebelum dikerjakan lebih lanjut. Orang membatik reng-rengan disebut ngengreng. Pola atau peta ialah batikan yang dipergunakan sebagai contoh model. Reng-rengan dapat diartikan kerangka.

Biasanya canting reng-rengan dipergunakan khusus untuk membuat kerangka pola tersebut, sedangkan isen atau isi bidang dibatik dengan mempergunakan canting isen sesuai dengan isi bidang yang diinginkan. Batikan hasil mencontoh pola batik kerangka ataupun bersama isi disebut Polan. Canting reng-rengan bercucuk sedang dan tunggal.

Canting Isen
Canting Isen ialah canting untuk membatik isi bidang, atau untuk mengisi
polan. Canting isen bercucuk kecil baik tunggal maupun rangkap.

b. Menurut besar kecil cucuk
Canting dapat dibedakan :

  • Canting carat (cucuk) kecil.
  • Canting carat (cucuk) sedang.
  • Canting carat (cucuk) besar.
c. Menurut banyaknya carat (cucuk)
Canting dapat dibedakan :
Canting cecekan.
Canting cecekan bercucuk satu (tunggal), kecil, dipergunakan untuk membuat titik- titik kecil (Jawa : cecek). Orang membuat titik-titik dengan canting cecekan disebut “nyeceki”. Selain untuk membuat titik-titik kecil sebagai pengisi bidang, canting cecekan dipergunakan juga untuk membuat garis-garis kecil.

Canting loron.
Loron berasal dari kata loro yang berarti dua. Canting ini bercucuk dua,berjajar atas dan bawah, dipergunakan untuk membuat garis rangkap.

Canting telon
Telon dari kata telu yang berarti tiga. Canting ini bercucuk tiga dengan susunan bentuk segi tiga. Kalau canting telon dipergunakan untuk membatik, maka akan terlihat bekas segi tiga yang dibentuk oleh tiga buah titik, sebagai pengisi.

Canting prapatan
Prapatan dari kata papat yang berarti empat. Maka canting ini bercucuk empat, dipergunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk bujursangkar sebagai pengisi bidang.

Canting liman
Liman dari kata lima. Canting ini bercucuk lima untuk membuat bujursangkar kecil yang dibentuk oleh empat buah cicik dan sebuah titik ditengahnya.

Canting byok
Canting byok ialah canting yang bercucuk tujuh buah atau lebih dipergunakan untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri dari titik-titik, ; sebuah titik atau lebih, sesuai dengan banyaknya cucuk, atau besar kecilnya lingkaran. Canting byok biasanya bercucuk ganjil.

Canting renteng atau galaran
Galaran berasal dari kata galar, suatu alat tempat tidur terbuat dari bambu yang dicacah membujur. Renteng adalah rangkaian sesuatu yang berjejer ; cara merangkai dengan sistem tusuk. Canting galaran atau renteng selalu bercucuk genap ; empat buah cucuk atau lebih : biasanya paling banyak enam buah, tersusun dari bawah ke atas.

Demikian macam-macam canting batik yang perlu diketahui, semoga bermanfaat.
[Continue Reading]

Koleksi Batik Terbaru Alleira

Ada yang menarik dalam pameran Enjoy Jakarta Travel Mart yang diadakan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. DKI Jakarta di Bangkok hari ini, Rabu (29/10/2014). Dalam pameran tersebut, merek busana batik Alleira memamerkan koleksi terbarunya untuk musim ini.

Acara yang diselenggarakan di Ballroom 1 Shangrila Hotel, Bangkok - Thailand ini dimaksudkan untuk semakin mengenalkan batik Indonesia di mata dunia. Batik ini bukan lagi suatu hal yang “kuno” atau ketinggalan zaman, melainkan suatu kebudayaan tradisional yang mampu dikemas dengan moderen, seperti dilansir laman liputan6.com

Dalam pagelaran busananya, Alleira menampilkan koleksi busana wanita yang mencerminkan tingkat feminitas berkarakter, terinspirasi dari bunga yang bermekaran dengan indah, berwarna cantik dan aroma harum yang dapat memberikan pengaruh. Pada fashion show kali ini, Alleira Batik akan menampilkan peragaan busana yang terbagi dalam dua sequence.

Dalam sequence pertama, koleksi yang ditampilkan memiliki siluet yang simpel, sederhana namun elegan. Menghadirkan irama yang memadukan warna-warna bunga ditaman dengan garis tegas motif bunga yang khas dalam sentuhan warna hitam serta hijau. Terdiri dari dress selutut dipadu dengan coat yang terbuat dari material katun tekstur serta sutra ATBM berkualitas tinggi.

Sementara pada sequence kedua, dihadirkan detail dari indahnya kelopak bunga yang lembut dan begitu ringan, sehingga bisa dengan mudah terbawa hembusan angin. Filosofi dari koleksi ini adalah di balik keindahannya dan kelembutannya yang mudah terbawa arus, bunga justru bisa menjadi kekuatan perubahan dari setiap gelombang yang membawanya. Itulah sebabnya sequence ini menghadirkan warna putih dan abu-abu, dengan sentuhan hitam dan biru serta warna-warna metalik diatas material ATBM, supersilk, lace, organza, dan jacquard. Disini, motif khas Alleira berpadu cantik dengan motif massive floral, tail and tile, serta ornamen pada border. Ditambah unsur detail lace, lipit, ruffles, serta siluet yang menonjolkan feminitas wanita, koleksi ini memang maksimal menunjukkan kekuatan wanita yang disampaikan dengan penuh kelembutan.




[Continue Reading]

Pemenang Kompetisi Batik Taiwan Excellence

Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) akhirnya mengumumkan jawara dari Kompetisi Batik Taiwan Excellence pertamanya. Kompetisi ini sendiri sudah berjalan sejak 27 Agustus 2014 dan berakhir pada 29 September 2014. Setelah melalui berbagai proses seleksi dari dewan juri kenamaan seperti Nonita Respati (Desainer dan Pemilik Purana Batik), Tony Lin (Direktur TAITRA Jakarta) dan Whulandary Herman (Celebrity Endorser Taiwan Excellence 2014) akhirnya kompetisi ini mengumumkan pemenang utama yang jatuh pada Sugeng Wijayanto asal Jakarta.

Sugeng didapuk menjadi pemenang karena ia mampu memadupadankan antara karakteristik batik Indonesia dengan filosofi Taiwan Excellence yang bernilai, andal dan inovatif. Permainan tujuh warna yang cantik membuat batik milik Sugeng memiliki daya tarik tersendiri, seperti dikutip dari liputan6.com

"Dalam proses pembuatan yang memakan waktu tujuh hari ini, saya menggabungkan antara motif Taiwan Excellence dengan motif Madura, Kawung, Kalimantan dan geometris. Sementara untuk teknik, saya menggunakan sablon malam cair," ujar Sugeng Wijayanto.

"Kami sangat senang mengetahui jika banyak masyarakat Indonesia yang antusias dengan kompetisi tersebut. Kompetisi ini menjadi wadah bagi masyarakat dalam menyalurkan segala kreativitas dan ide mereka. Dengan dukungan produk dan merek berkualitas Taiwan, kami berharap akan semakin banyak bakat Indonesia yang bereksperimen dengan sisi kreatif mereka dan berkompetisi di kancah global," ujar Tony Lin, Direktur TAITRA Jakarta saat ditemui di Bebek Bengil, Jakarta, Kamis (13/11/2014).Selain Sugeng, ada pula beberapa nama pemenang lainnya. Di antaranya seperti Utsman Amiruddin Sulaiman, Melita Mulyani, Siswo Setyo Utomo dan Heru Puruhito.



[Continue Reading]
Powered By Blogger · Designed By Blogger Templates